Saudara Kandung Setia Hati

SH Panti itu merujuk pada rumah yang dulunya adalah kediaman Ki Ngabehi Surodiwiryo atau Eyang Suro, pendiri ajaran Setia Hati
Setia Hati Terate srikandi

Pada dasarnya , Setia Hati memang hanya satu Yaitu SH di Jl Gajah Mada No 41 Kota Madiun, yang kemudian dikenal sebagai SH Panti itu. Panti itu merujuk pada rumah yang dulunya adalah kediaman Ki Ngabehi Surodiwiryo atau Eyang Suro, pendiri ajaran Setia Hati. Jadi, bisa dikatakan SH yang asli itu ya SH Panti. Dan warga SH asli digembleng di tempat itu.

Sedangkan SH lainnya, seperti SH Terate, SH Tunas Muda, SH Organisasi, ESHA Singapore Dan SH yang lain itu didirikan oleh Beliau Beliau yang awalnya juga mengenyam ilmu SH di Panti. Bisa juga disebut sebagai SH turunan. atau Masih dalam Rumpun Setia Hati.

Berikut ini adalah Beberapa Rumpun-Rumpun Setia Hati :

  1. Persaudaraan Setia Hati (Panti) pendiri : Ki Ngabei Surodiwiryo tahun : 1903 di surabaya.
    keterangan : SH ini tidak berorganisasi akan tetapi masuk paguyuban, SH ini bisa disebut SH induk / sumber dari semua Persaudaraan Setia Hati. Dan perlu di ketahui sh ini masih ada dan aktif. dan secara ekplisit tidak ada lambang. Alamat Jl Gajah Mada No 41, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.
  2. Setia Hati Tuhu Tekad (SHTT) pendiri : Raden Singgih tahun : 1918 di madiun nama awal SH ini adalah Suci Hati lalu saat masuk IPSI namanya dirubah mnjadi SHTT. SH yang satu ini secara keilmuan tidak ada hubungan sama sekali dengan SH nya Eyang Suro. Padepokan SHTT berpusat di Ds.Sewulan Kec. Dagangan Kab.Madiun.
  3. Persaudaraan Setia Hati Terate pendiri: Ki hardjo utomo tahun: 1922 di Pilang Bango Madiun Di awal perintisannya, Perguruan pencak silat yang didirikan Ki Hadjar ini diberi nama Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC) 1942 berganti nama lagi menjadi Seti Hati Terate. Kabarnya, nama ini merupakan inisiatif Soeratno Soerengpati, siswa Ki Hadjar yang juga tokoh perintis kemerdekaan berbasis Serikat Islam. pada tahun 1948, Soetomo Mangkoedjojo, Darsono dan sejumlah siswa Ki Hajar, memprakarsai terselenggaranya konferensi pertama Setia Hati Terate. Hasilnya; sebuah langkah pembaharuan diluncurkan. Setia Hati Terate yang dalam awal perintisannya berstatus sebagai perguruan pencak silat di rubah menjadi “organisasi persaudaraan” dengan nama “Persaudaraan Setia Hati Terate”.
  4. Persaudaraan Setia Hati (SHO) pendiri : Ki Munandar Haryo Wiyoto dan 50 kadhang setia hati. tahun : 1932 di Semarang. Organisasi Persaudaraan Setia Hati dalam perjalanan waktu awalnya bernama SHO (Setia Hati Organisasi) Selanjutnya pada tahun 1972 Bapak Munandar Hardjowijoto sebagai Ketua Umum dimana pada periode inilah SHO diganti namanya menjadi Persaudaraan Setia Hati (PSH)
  5. Persatuan Seni Silat Setia Hati (ESHA) pendiri : Kang Jasman tahun : 1939 di singapore. Nama Seni silat ESHA ini adalah dari singkatan Nama Asalnya SETIA HATI (SH) di tanah jawa logat bahasa mereka menyebut huruf S = ES, H= HA. maka dengan hal demikian perguruan ini di namakan ESHA. pada saat Kang Munaji (Beliau adalah anak turun YUDONEGORO pengawal P.DIPONEGORO yg tinggal di wonosobo jawa tengah indonesia. adik kandung alm.jend Kunkamdani generasi ke 2 murid eyang Suro diwiryo murid dari eyang Munandar ) menjadi utusan khusus presiden SOEKARNO untuk berjuang di daratan malaya. Pada akhirnya beliau bertemu dengan kang JASMAN/ wak JASMAN, wak jasman seorang polisi pemerintah malaysia, kang MUNAJI saat itu seorang tahanan politik dan terjadilah pengangkatan saudara, dengan pengekalan pembentukan jurus gaduh Setia Hati esha/ezhar, yang terdiri dari 7 jurus dan 13 senaman jurus, yang mengandung semua permainan pencak silat Setia Hati.
  6. Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun. pendiri : R.D.H Suwarno tahun : 1966 di Madiun. Pada tanggal 15 Oktober 1965, Kami ( Soewarno ) merasa terpanggil untuk bergerak ( mengaktifieer ) kegiatan-kegiatan “S-H“ (membentuk Organisasi SH baru sebagai Wadah Para Anggota Muda) KARENA Sejak tahun 1964, “S-H“ mengalami kemunduran, tidak begitu aktif, hal ini disebabkan tidak lain karena keadaan juga, sebagian besar Saudara-saudara “S-H“ sudah banyak yang lanjut usia ( tua ), ditambah dengan makin berkurangnya penerimaan Saudara baru. Banyak saudara yang sudah sepuh satu per satu meninggal dunia, sedangkan yang masuk menjadi saudara “S-H“, dapat dikatakan hampir tidak ada. Kalau keadaan yang demikian dibiarkan terus-menerus maka “S-H“ lambat laun akan mengalami kepunahan.

SETIA HATI MENDIDIK MANUSIA UNTUK TAHU BENAR DAN SALAH , UNTUK BERBUDI LUHUR DAN TERUTAMA UNTUK TIDAK MENGINGKARI HATINYA

SALAM SATU HATI SETIA HATI...

Posting Komentar