Cerita Kisah Nyata Bertemu Hantu

Kisah Nyata Paling Seram Bertemu Hantu yang Sangat Menyeramkan, Bagi Anda Yang Takut jangan Membaca kisah Nyata real Hantu ini.

kisah Misteri atau Cerita Bertemu Hantu Memang menurut Beberapa Sebagian Orang Merupakan sebuah Cerita karangan yang Mengada-ada. Namun Bagaimana Jika Menurut Orang Yang Mengalami sendiri kisah Nyata Bertemu Hantu Tersebut? Simak Ceritanya.


Cerita Misteri

Bertemu Hantu Suster






Kisah nyata hantu seram
Kisah nyata bertemu hantu

Sewaktu Tugas Menjaga di Rumah Sakit adalah hal yang Lumrah Bagi Keluarga Pasien, Tak Perduli Waktu Siang atau Malam Yang Terpenting Selalu Menemani Pasien Agar Selalu Siap dan Siaga Apabila Dibutuhkan Pasien.

Waktu itu Menunjukkan pukul 11 malam, Saya sebut saja namanya Darto (nama Samaran). Dia Harus Siap Cari Obat Andai Di butuhkan Sewaktu-waktu dan Segala Keperluan Disaat Menjaga saat Malam. Dari Kamar Pasien Menuju Ke Apotek Rumah Sakit, Dia Harus Melewati Jalan dan Lorong Yang Lumayan Jauh dan Sepi. Namun Semuanya itu Sudah Biasa Dia Jalani Berkali-kali.

Pasien Yang Ditunggui Sedang Tidur Pulas, Lampu Depan Yang Cahayanya Remang-remang Sudah Dia Anggap Biasa. Namun Malam Itu Terasa Berbeda. Ada Hawa Mistis yang Sulit digambarkan. Darto Terus Berjalan Sambil Merapatkan Jaketnya agar Tidak Kedinginan.

Disaat Dia Melewati Pertigaan jalan Rumah sakit, Kebetulan Bertemu Dengan Perawat Yang sedang Mendorong Troly yang Berisi Makanan. Kok Aneh, Jam Makan Malam Bukannya Sudah Kelewat Lama. Apalagi Perawat Yang Mendorong Troly makanan itu Jalannya Seperti Pelan Banget. Terpaksa Dia Membantu Perawat itu agar jalannya Bisa Lebih Cepat. Darto Mendekati Perawat Itu Sekaligus Ingin Berjalan Bareng Untuk Teman Ngobrol.

"Wah, Lumayan Ada Teman Jalan ni." Berkata dalam Hati. "Hallo mbak, Kok Sendirian Malam-malam, Sudah Istirahat belum? Kok Dorong Troly makan? Sekarang kan Jam Makan Pasien Sudah Tidak Ada kan?" Darto Menyapa Perawat Itu hanya Untuk Basa Basi Saja. Tapi Tidak Tahu, Perawat itu Dengar Apa Tidak. Sesekali Perawat Itu Menengok dan Tersenyum Sembari Meneruskan Jalannya Yang Masih Sangat Pelan. Darto Mencoba Sengaja Berbicara dengan Perawat itu, Namun Sepertinya Tidak digubris.

"Ya Sudah Kalau Begitu Mbak Suster. saya Jalan Duluan ya? Selamat Bertugas Ya?". Kata Darto Pamit Kepada Suster. Tanpa Sengaja Darto Melirik ke kaca Sebelah yang Dia Lewati. Dia pun Kaget Ketika Melihat Kaca Tersebut Hanya Ada Dirinya Saja Di Pantulan Kaca Tersebut. "Lha Terus Suster Tadi Kok tidak Terlihat dikaca?". Darto Kaget Setengah Mati Namun Dia Berusaha Menutupinya agar tidak Terlihat Panik.

Kalau Setan Ini Tahu Dirinya itu siapa Terus Kalau aku di Cekik Bagaimana? Pikir darto sambil Mencoba tetap Tenang supaya tidak Terjadi apa-apa. Darto Mencoba Berjalan Lebih Cepat sambil Noleh Kebelakang Sambil Pamitan Ke suster Tersebut.

Sebenarnya Dia Ingin Lari Sekencang-kencangnya Namun Dengkulnya Gemetaran Serasa Lemas Seperti Tak Bisa Diajak Kompromi. Rasanya Suster Tersebut Terus Mengikuti Karena Terdengar Suara roda Troly yang dibawa suster tadi. Sedang Darto Tidak Berani Menoleh Kebelakang Karena Merasakan Suster itu Mengikuti Tepat dibelakangnya.

Diapun Jadi Takut dan Gugup, Keringatnya Menetes dan Gemetaran Saat Mencoba membuka Pintu Kaca didepannya yang Agak Sulit Untuk DiBuka. Sementara Perasaannya Mengarah Kepada Suara Roda Troly yang Semakin Lama Semakin Mendekati Dirinya. Rasa Gemetaran Sekujur Tubuh karena Menahan Ingin Pipis dan kedua kakinya Terasa linu saat itu. Disaat Pintu Kaca Tersebut Bisa Dibuka, Darto Langsung Menutup Pintunya dan Melihat Di balik Kaca. Darto Melihat Suster itu Berdiri mengawasi Dirinya dengan Raut Muka Yang Pucat Tanpa Ekspresi dengan Mata Yang Cowong Kehitaman. Ada darah segar Mengalir dari Mata dan Lehernya. Darto Berusaha Menyadarkan dirinya dengan Bertanya dalam Hati. Ini Nyata apa Halusinasi..?
Seketika Itu Darto Jatuh Pingsan Tidak Sadarkan diri. Darto Baru Sadar dan Terbangun Sudah Berada di Ruang Tunggu Bersama para Suster. Dan disitu Darto Menceritakan Kejadian yang Telah Dia Alami.


Di Tolong Genderuwo

Saat Itu Saya berkunjung Ke Rumah Kakak Tertua Saya. Karena Kangen Sudah Lama Tidak Pernah Bertemu. Mas Jati adalah Salah Satu Orang yang Paling saya Kagumi saat Masih Mulai Menjadi Mahasiswa Unibra Pada tahun 1972 Sampai Sekarang Masih Selalu Berjuang Untuk Melestarikan Budayanya Bangsa Indonesia.

Selesai Acara Kangen-kangenan, Sayapun Bertanya Tentang Rumahnya. Mas Jatipun Sempat Tertawa Ngakak mendengar Pertanyaan Saya. Dan Mas Jatipun Berkata: " Aku Kasih Tahu ya Dik, Percaya atau Tidak Percaya Itu Terserah Kamu. Rumah Atas itu Hampir saja Tidak Jadi-jadi, Tapi Tuhan Selalu memberi Jalan Yang Tidak disangka dengan Cara Lain.

Katanya Mas Jati Waktu itu Dia Sudah Kehabisan Uang Untuk Membangun Rumah Atas itu Yang Harapannya Rumah Atas itu sebagai Tempat Kegiatan Belajar budaya Untuk Generasi Muda. Sehingga Dia Sangat Pusing Bagaimana Selanjutnya Untuk Membangun Rumah atas ini. Mas Jati Menyuruh Tukang Bangunan agar Mulai Besok dan Seterusnya Tak Usah datang dan Kerja. Pikirannya Semakin Bingung dan Stres kala itu. Diapun Ingin Sendirian agar tak ada yang Menggangu. Sambil duduk-duduk di Rumah Yang Belum Jadi Tersebut. Diapun Tak Hentinya Berdoa agar Tuhan Memberi Jalan Keluar Untuk dirinya, sesekali dia Meneteskan Air mata.

Lagi Khusuknya dia Berdoa Tiba-tiba Dia Merasa Ada Perwujudan Tak Biasa Yang Mondar-mandir Dibelakangnya. Merasa Terganggu Mas Jati marah Dan Setengah Berteriak. "Siapa Kamu? Berani Mengganggu aku? Aku Pukul Kepalamu Nanti.!". Dan Bukannya Takut, Perwujudan yak Biasa yang Besar dan tinggi itu Justru Mendekatinya. Kemudian Perwujudan Itu Duduk Tepat Didepan Mas Jati. "Bapak Kok Kelihatannya Lagi susah, ada apa pak?". Tanya Penampakan tadi ke mas jati. Mas Jatipun Membalas, Kamu ini siapa? Kenapa Memanggilku Bapak?". "Aku Bangsane Genderuwo Yang Berada di dekat Kali dibawah situ, Aku Ikut Senang Jika Bangunan Ini Cepat Jadi, agar Aku Terlindungi karena Tempatku dibawah, maka dari Itu Aku Selalu Menjaga Keselamatan Pekerja agar Bisa Lancar Membangun Ini. Akupun Kwatir Kenapa Bapak Terlihat lagi Susah". Jelas Genderuwo Kepada mas Jati. Mas Jatipun Bingung dan Ganti Bertanya dengan Tegas, Lalu Mau kamu itu Bagaimana?. Genderuwo itu Menjawab: Aku Ingin Membantu Bapak, Tukang Bangunan Suruhlah datang dan Kembali Bekerja. Sebelum Mas Jati Menjawab genderuwo itu Menghilang.

Kemudian Keesokan Harinya, Kebetulan Hari itu hari Minggu yang Biasanya Untuk Bersih-bersih Rumah. Namun Saat Membuka Lemari Mas Jati Kaget Karena Melihat Ada Duit Ratusan Ribu yang di ikat dengan Pelepah Pisang yang Kira-kira Jumlahnya Ada lima Jutaan. Tapi Karena Mas Jati Punya Sifat Teliti dan Waspada yang Tidak Akan Percaya Melihat Uang Segitu Banyaknya. Lalu Semua Orang Rumah dan Saudara ditanyai Semuanya, Perihal Siapa Yang Menaruh Uang di Lemarinya. Namun Nyatanya semua Tidak Merasa Menaruh Uang di lemari.

Malamnya dikala sendirian Mas Jati Memberanikan Diri Memanggil Genderuwo yang Pernah ditemuinya Dengan Sebutan yang Sudah Diajarkan Genderuwo itu. "JO Datanglah.. Datanglah.. Ada yang Ingin aku Tanyakan..!! Tak Berlangsung Lama Tiba-tiba Penampakan yang Tinggi Besar alias Genderuwo itu sudah Ada didepan Mas Jati. "Apakah Kamu Yang Menaruh Uang dilemari ku? Aku itu Tak Suka Mendapat Uang Hasil Colongan dan Curian Karena Kasihan Yang Merasa Kehilangan". Tanya mas jati.

Genderuwo itu Bercerita Bahwa Uang Itu Asalnya Ketika ada Bencana atau Lainnya, Uang itu Ikut Terpendam kedalam Tanah. Di Alamku Uang Itu diTunggu Sampai Lima Tahunan. Kalaupun Ada Yang Menemukan Bisa Menjadi Miliknya. Ya Uang itulah Yang Aku Berikan Kepada Bapak. Mas Jati Seketika Itu Bingung Campur Takut Mendengar Cerita Dari Genderuwo itu. Lebih Kaget Lagi Genderuwo Tadi Menangis Di Hadapan Mas Jati. "Kenapa Kamu Menangis?". Tanya Mas Jati. "Bapak Aku Ini Terlalu Bodoh, Andai Diperbolehkan Aku Ingin Belajar Tingkah Laku Yang Baik dan Utama, Ajarkanlah Aku." Kata Genderuwo Sambil Kedua Tangannya Disatukan diatas Kepalanya, Kemudian Sujud Didepan Mas Jati.

Tak Sengaja Air Mata Mas Jatipun Menetes dan Berkata: iya Baiklah, Ayo Belajar Bersama-sama, Karena Aku Manusia Lumrah Yang masih Banyak Dosa Dan Kesalahan. Sejak Saat Itulah Mas Jati dan Genderuwo Menjadi Teman Dengan Niat Tulus Meski Tahu Akan Beda Alam.

Nb: Tidak Semua Bangsa Genderuwo itu Jahat dan Jelek Kelakuannya. Pada Waktunya nanti Kelakuan Manusia bisa Lebih Jahat daripada Genderuwo.


Kuntilanak Penunggu Penginapan

Aku Ingat waktu itu Hari Senin Malam, Aku Menginap di Kota Malang setelah Dari Banyuwangi. Aku Beserta Keluargaku Menginap di salah satu Penginapan di kota Malang Yang Tidak Bisa saya Sebutkan Namanya.Aku Ingat waktu itu Hari Senin Malam, Aku Menginap di Kota Malang setelah Dari Banyuwangi. Aku Beserta Keluargaku Menginap di salah satu Penginapan di kota Malang Yang Tidak Bisa saya Sebutkan Namanya.

Di saat Pertama Datang di penginapan itu Kira-kira Jam 2 Siang, Aku Memang Sudah Terasa ada yang aneh dan Sering kali Bulu Kudukku Berdiri setelah Mengetahui Lebih Dalam Keadaan Penginapan itu. Meski Demikian Tampak Luar Penginapan Ini Terlihat seperti Hotel Mewah.

"Kok Kamu Bisa Booking Penginapan Seperti Ini ya? Padahal Kamu Sudah Pesan Jauh-Jauh Hari Sebelumnya. Ya Sudahlah Tidak Apa-apa, disini Pemandangane Lumayan Indah dan Segar". Kata Istriku. Aku menjawab: Ya Udah Terserah Saja lah. setelah Menunggu Sekitar kurang Lebih dua Jam di Ruangan Lobby, Akhirnya Aku diantar Oleh Pegawai Penginapan menuju Ke Kamarku. Akupun Melihat Lebih dalam dan Sesekali Menengok Kiri Kanan Hatiku Berkata: "Waduh, kok Tempatnya Seperti ini ya? Sepertinya Seram". Tak Lama ada Pegawai Penginapan menyerahkan Sebuah Kunci Kamar Untuk ku.

Jeglek.. kreeek suara kamar Aku Buka, aku Bawa koper Masuk Ke Kamar dan Tak Lupa Mengucap salam siapa Tahu Ada Penunggu Tak Tampak Berada di kamar ini. Aku Merasakan Kalau ada Sesuatu didekatku seperti ada Angin Bertiup Dingin-dingin aneh Yang Membuat Bulu kuduk Berdiri. Sewaktu malam Mulai Gelap, sepertinya dibelakang Kamarku ada sekeluarga juga Menginap disini. Hatiku Berkata: Wah Kebetulan, ada Teman Menginap. Sepertinya Keluarga itu mempunyai Anak satu yang Masih Balita yang Kira-kira berumur Setahun.

Saat Malam Semakin gelap, anaknya Rewel dan Nangis Terus. Yang Membuat Aku Kasihan dan Mencoba Mendekati siapa Tahu Bisa Membantu Keluarga itu. Akan Tetapi saat Sudah dekat, Aku Hanya Bisa Berdiri Melihat Jarak Kamar kurang Lebih 5 Meter. Aku coba Semakin mendekat, Suara Balita itu semakin Keras Saja. Aku Semakin gregetan dan Coba Memakai Bacaan-Bacaan Jawa dalam Hati. Wahai Penghuni Gaib Yang Berada disini, Tolong Jangan Mengganggu Anak Manusia Itu, aku Mengingatkan Bahwa Jangan Suka Mengganggu..!

Mendadak Terasa Aneh, saat itu Tak ada angin sama sekali. Namun Pohon Kecil yang Berada dipojokan Bergerak Sendiri. Sempat Aku Kaget Namun Aku Coba Mendekati Tapi pohon Kecil Tadi Tidak Bergerak Lagi. Seakan Aku Merasa Jengkel Dengan Mahluk Gaib yang Mengganggu. Aku Mencoba Percaya diri dan Pasrah kepada Allah, aku Meminta dan Berdoa agar aku dan Keluargaku dan Keluarga Terdekatku tidak diganggu Mahluk Gaib yang Berada disini.

Merasa Bosan Akupun Kembali Ke Kamarku, aku Lihat Istriku sedang Duduk-duduk sambil Menonton Televisi. Waduh istriku sudah Memakai Baju Tidur warna Pink yang Tipis, Waduh Apakah Malam ini akan Hot. Aku pun menghampiri Istri dan tidur disebelahnya. Istriku Terus Memandangku dan selalu Tersenyum. Tenang saya Tidak Ceritakan masalah itu.

Paginya aku Cek out, kepada Resepsionis Aku Bercerita tentang kejadian Semalam. Tapi Seakan Mereka tidak Mengerti. Karena Setelah Aku Selidiki Keluarga Yang Menginap dibelakang Kamarku adalah Kamar kosong. Lalu Bayi Yang Menangis Semalam Itu siapa?? Tak Lupa Bersyukur Kepada Tuhan, Keluargaku Masih dilindungi.

Setelah kejadian itu aku Menjadi Lebih Selektif untuk mencari hotel atau Penginapan. Agar Hal serupa yang aku ceritakan diatas tidak terulang kembali. Tapi Untunglah hanya aku yang mengalaminya, Bukan istri ku. Meski dibuat bingung dan Merinding Namun aku Tetap santai seperti tidak Terjadi apapun saat menginap di hotel tersebut. Salahnya aku tidak membaca doa penguat untuk penjagaan, hanya mengucap kata Sapaan seperti Orang tua dulu Mengajarkan.

Posting Komentar