Putra DN Audit Bungkam Yang Koar-Koar Tentang PKI

Berbeda dengan negara- negara lain yang tidak begitu khawatir ataupun takut lantaran mereka meyakini kalau partai komunis kekinian tidak lagi laku..

Postingan ini saya rewrite Dari Suara.com Karena Sangat Penting Pernyataan Putra Dari Pelaku Sejarah DN Aidit Yaitu Pak Ilham Aidit. Pernyataan ini Bagi Kami Merupakan Pernyataan Yang Jujur dan Terbuka, Yang Jelas Pernyataan ini Bisa Membungkam Orang-orang Yang Selalu Koar-koar Tentang Isu PKI.

Ilham Aidit, putra keempat Pimpinan CC PKI almarhum DN Aidit, buka suara terpaut isu kebangkitan partai komunis yang pada bulan September 2020 kembali dikoar- koarkan beberapa pihak.

Isu tersebut mencuat seusai Gatot Nurmantyo menguak alibi dirinya dicopot dari jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia(TNI).

Gatot mengklaim, dirinya dicopot dari jabatan panglima Tentara Nasional Indonesia(TNI) sebab menginstruksikan jajarannya memutar kembali film Pengkhianatan G30SPKI yang kontroversial.

Ilham Aidit mengakui tidak heran isu kebangkitan PKI kembali mencuat. Dia menuturkan, isu itu senantiasa dikoar- koarkan oleh pihak tertentu tiap tahunnya, spesialnya kala merambah bulan September.

"Bayangkan, saat ini telah lebih dari 50 tahun itu dibangkit- bangkitkan lagi serta sebagainya. Memanglah tahun- tahun yang tidak sempat berakhir, buat kami- kami ini ketahui kalau ini tidak hendak berakhir. Bisa jadi reda sedikit sebab terdapat isu lain, tetapi setelah itu nanti hendak timbul lagi, timbul lagi," kata Ilham Aidit.

Ilham Aidit berkomentar, seluruh yang terjalin itu bukan tanpa karena. Ia memperhitungkan perihal itu yakni akibat dari begitu luar umumnya propaganda rezim Orde Baru di dasar kepemimpinan Soeharto yang berkuasa sepanjang 32 tahun.

Salah satu propaganda tersebut, ialah lewat film dokudrama propaganda bertajuk "Pengkhianatan G30SPKI" karya Arifin C Noer, yang kala itu diharuskan ditonton untuk siswa- siswi di bangku sekolah.

Film Pengkhianatan G30SPKI pada masa 80- an sampai 90- an, jadi modal untuk Soeharto membagikan uraian tentang kejadian 65 versinya sendiri. Film tersebut disponsori pemerintah Orde baru dengan biaya anggaran Sekitar Rp 800 juta.

"Sehingga terdapat satu separuh generasi lah kira- kira yang sukses di doktrinasi ataupun dipaparkan soal beginian. Itu butuh pengobatan yang lama," ucap Ilham Aidit.

Ilham Aidit tadinya pula sempat mengaku jengkel kepada Gatot Nurmantyo. Spesialnya, dikala berprofesi bagaikan Panglima Tentara Nasional Indonesia(TNI), Gatot sempat menginstruksikan prajuritnya buat harus menyaksikan kembali film Pengkhianatan G30SPKI.

Sementara itu, bagi ia, dengan mengharuskan menyaksikan film tersebut cuma hendak menanamkan kebodohan kepada generasi bangsa, Mengenai sejarah yang sudah direkayasa Orde Baru.

"Namun, sebagian besar warga aku percaya telah jauh lebih pintar serta kritis," ucap Ilham Aidit.

Siapa di balik Gatot?

Ilham Aidit memperhitungkan, statment Gatot Nurmantyo yang belum lama mengatakan alibi dirinya dicopot dari jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebab menginstruksikan prajuritnya buat menyaksikan film Pengkhianatan G30SPKI cumalah omong kosong.

Karena, bagi Ilham Aidit, seluruh orang juga sudah mengenali Gatot dicopot lantaran masa baktinya memanglah sudah habis.

Di lain sisi, Ilham Aidit malah memperhitungkan pengungkapan Gatot tersebut sarat muatan politis.

"Seratus persen itu jadwal politik, ia menjajakan pemikiran politik ia, serta gampang pula dibaca di balik itu siapa," ucap Ilham Aidit.

Bagi Ilham Aidit, apa yang dicoba oleh Gatot bagaikan wujud yang mempunyai tekad buat maju jadi calon presiden tidak lebih bagaikan penjajaan diri buat menggalang basis masa pendukung di Pilpres 2024.

Ia menyebut, apa yang dicoba Gatot dengan menimbulkan isu PKI merupakan menduplikasi metode rezim Orde Baru dalam memuncaki kejayaannya.

Lebih lanjut, Ilham menarangkan kalau rezim Orde Baru pada masanya sanggup berkuasa sampai puluhan tahun tidak lain dengan memakai narasi propaganda patriotisme dengan alih- alih menyelamatkan NKRI serta Pancasila dari PKI.

Sementara itu, Ilham Aidit sendiri meragukan ihwal adannya kebangkitan PKI di masa kekinian.

"Ini mereka berupaya menduplikasi jika bagi aku, menduplikasi kejayaan itu (rezim Orde Baru). Meski itu aku bilang malah tidak strategis, sebab seluruh orang telah mulai pintar serta ketahui kalau soal PKI merupakan pelakon kudeta penuh ciri tanya besar," katanya.

"Kedua pula orang telah melek kalau kekisruhan yang sepanjang ini timbul pula bukan sebab terdapat neo- PKI, tetapi lebih ke intoleran, radikalisme, serta sebagainya," imbuh Ilham Aidit.

Dia berkomentar kalau mengerti komunisme sendiri kekinian baginya tidak lagi memiliki ruang di dunia. Walaupun, masih terdapat sebagian negeri di Eropa yang menganut mengerti tersebut.

"Berbeda di tahun 50an, 60an di mana sepertiga dunia itu menganut komunisme, mengerti itu. Berbeda sekali, enggak terdapat ruang," ucapnya.

Terlebih, Ilham Aidit mengemukakan kalau Indonesia ialah negeri yang sangat takut hendak terdapatnya partai komunis.

Berbeda dengan negara- negara lain yang tidak begitu khawatir ataupun takut lantaran mereka meyakini kalau partai komunis kekinian tidak lagi laku ataupun mempunyai tempat.

"Namun di Indonesia, begitu terdapat niatan, begitu mereka mulai berkumpul buat membuat partai( komunis) udah tentu lumat itu," katanya meningkatkan.

Tidak cuma itu, Ilham Aidit memperhitungkan pengungkapan eks Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Gatot Nurmantyo yang mengaku bergabung dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) lantaran terdapatnya kebangkitan PKI style baru di Indonesia, merupakan omong kosong belaka. Karena, bagi Ilham Aidit, mengerti komunisme sejati tidak lagi mempunyai ruang di dunia, tercantum di Indonesia.

Ilham Aidit menyoroti ihwal narasi Gatot yang sering berkoar- koar mau menyelamatkan Indonesia.

Ia malah menebak jika Gatot serta kawan- kawannya yang tergabung di KAMI malah mempunyai niatan politikus lain di balik koar- koarnya tersebut.

"Ini KAMI ini aliansi buat menyelamatkan Indonesia. Kebayang tidak sih orang- orang yang berkata kalau mereka hendak menyelamatkan Indonesia cuma terdiri dari 30- 40 orang?" kata Ilham Aidit.

"Sementara itu suatu negeri yang besar itu kala wajib selamat itu perlu suatu lembaga, badan- badan, kementerian yang mengendalikan itu seluruh. Jadi aku bilang ini omong kosong besar," Ilham meningkatkan.

Terlebih, bagi Ilham Aidit, Gatot Cs yang tergabung di dalam KAMI tidak lain cumalah segelintir orang kalah.

Karena, sebagian besar dari tokoh- tokoh yang tergabung di dalam KAMI ialah lawan politik Presiden Joko Widodo alias Jokowi dikala Pilpres 2020.

"Sesungguhnya notabenenya mereka merupakan orang- orang yang kalah. Siapa sih yang enggak ketahui, Rizal Ramli, Din Syamsuddin, setelah itu Rocky Gerung, itu orang- orang yang udah terlempar dari pusaran politik," ucap Ilham Aidit.


Lebih lanjut, Ilham Aidit pula memperhitungkan apa yang dicoba Gatot Cs tidak lain cuma buat mengaktualisasikan diri di panggung elite. Sementara itu, mereka baginya tidak lain cumalah orang- orang yang kalah.

Buat itu, Ilham Aidit, malah menganjurkan Gatot Cs alangkah baiknya mendirikan suatu partai.

Bukan malah koar- koar mau menyelamatkan Indonesia dari PKI persis menduplikasi propaganda rezim orde baru alias Orde Baru masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

Posting Komentar